Mengembara pada hari
Pondok-pondok hidup beri tawa dan lara
Kaktus yang berjuntai selalu jadi teman perjalanan
Sayup terdengar dalam fatamorgana gurun
Petikan dawai gitar kehidupan
Melantunkan melode yang menelusup
Dia....Sang pemetik dawai-dawai harmoni
Menjiwa dalam nada
Jadi oase yang mengalirkan air bagi asa yang layu
Senandungnya "....Kau hadir dan mengisi ruang sepi,
Tebarkan keindahan, pesona kemilau terpancar..
Kubahagia"
Suaranya makin lirih kala malam menjelang
Malam dan diam adalah belahan hatinya
Diam
Beri dia ruang bagi detak jantung
Dan bisikkan relung terdalam
Terbersit dalam benaknya
"...Dalam diam, semua terangkai indah walau sempat tak terucap"
"Malam tak lagi kelam", gumamnya
seekor kunang-kunang kecil menari di bawah rimbunan daun
Cahaya kecilnya mampu mencuri rasa ingin tahu
Sinaps sang pemetik dawai pun bermain
"Ah... mengapa tak kuiringi saja tarian cahaya kecil itu,
kuyakin malam kan lebih berwarna"
Dikejauhan kunang-kunang kecil tetap menari
walau kadang redup cahayanya
Untuk kisah kita yang pernah ada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar