WELCOME TO MIA'S BLOG

Silahkan Mencarinya Di Sini

Kamis, 16 Juni 2011

Senja di Ujung Tanjung Bunga



Mentari sore mencumbu manja peraduannya
Siluet jingga diujung pulau
Merekah di langit
Tirai malam bersambut
Dengan sejumput kisah sunyi
Girang nyanyian jangkrik

Senja masih merah
Gulungan ombak membasahi kerinduan hamparan pasir putih

Aku anak tanjung ini
Langit ini
Sajian terindah alam
Bagiku…

Realita



Jangan terpaku pada layar
Yang berbicara
Hanya di awang-awang
Tak berpijak

Terhipnotis
Seakan tak kau rasakan perih disini

Adrenalin bermain
Endorfin bereuforia

Ah….. Cuma sejenak

Setelah itu pedih menggerogoti
Kembali pada gubukku

Sepiring nasi putih dan sepotong tempe dari tong sampah sebelah jalan
(yang kupungut sore tadi)

Raja-raja Dunia

Mengayuh sampan sampai jauh
Hingga pergi bersama tak percayaku
Pada raja dunia
Dengan jubah kebohongan

Berkoar pada yang tertatih
Mengumbar janji seakan mampu
Mengubah batu jadi emas

Mereka hanya bayangan
Dengan kaki dan tangan yang cacat
Hanya mampu merayu
Dengan untaian janji semu

Kami tuli untuk suaramu…

Buktikan arti singgasanamu
Kami Cuma ingin hidup sebagai manusia dan damai…

Catatan Kami

Yang terseok melawan laju waktu yang berputar
Peluh kami berpacu
Dengan darah berdesir

Memunguti puing-puing kekayaan
Di pembuangan istana
Memetik sisa buah ranum
Di kebun bertembok tinggi

Mega terbangun
Membawa mimpi kecil
Pada bulan sabit malam ini
Mimpi yang entah kapan membawa kami keluar
Dari kaum yang terlantar

Rahim Pertiwi

Lahir dari perutnya
Kala senja merangkak mendekat
Pekatnya menyambut jerit tangis
Riuh memekakkan malam

Jemari lemah memberi arti
Bola mata mungil bermain
Hingga dinginnya membalut lembut

Memimpikkan pagi cerah
Berlari di padang luas
Hijau membentang
Kailnya memancing ikan di kolam susu

Tanah indah dan kaya
Bumi mengandung kesuburan

Pembaringan dan Debur Ombak



Tebar jala yang koyak

dengan perahu terakhirku



Nyanyian liar jangkrik darat

tak mampu menghardik malam yang kian menjauh



Ruang kecil kosong dan hampa

hanya kubaui bangkai hati yang membusuk



Cium aroma pedih

Ingin kusumpal hidung ini

Namun kian menusuk dan menembus tulangku



Malam pekat

Cari cahaya kecil itu

Kutemui kunang-kunang terkapar

berbalut aroma pedih

di sudut ruang hampa



28 April 2011 * 01.00 dini hari *

Secarik Kertas Usang



Mata mulai terasa berat, ingin aku membaringkan badan dan tertidur lelap

Namun ada yang menggelitik, kisah siang tadi mengusik pikiran

dan mengalahkan rasa kantuk ini.



Siang yang terik, di bawah sinaran matahari dan langit Surabaya

dengan berlindung dibalik jaket merah

aku berjalan menyusuri lorong-lorong gang Kedung Tarukan Baru

untuk membeli lauk makan siang

selayaknya anak kosan lainnya



Mataku terusik dengan segumpalan kertas usang yang diremas-remas pemiliknya,

mungkin saja maksudnya ingin membuang remasan kertas usang tersebut

di tempat sampah yang tidak jauh dari situ, tetapi sayang salah sasaran...

tidak tepat masuk ke dalam tong sampah berwarna kuning yang terbuat dari ban mobil.



Entah mengapa aku tertarik untuk memungut dan membuka remasan kertas itu dan melihat apa isinya,

sejenak aku terkesima saat membuka remasan kertas itu perlahan.

Kertas berwarna coklat tua, mirip dengan kertas hasil daur ulang

yang pada beberapa bagian tepinya terdapat bekas terbakar.

Bekas terbakar itu begitu rapi sehingga saya berpikir mungkin saja pemiliknya hendak memberikan aksen tersendiri sehingga sengaja membakar beberapa bagian dari kertas itu.



Pada kertas itu ada tulisan menggunakan bolpoin tinta hitam yang tintanya hampir habis....

sehingga bagian akhir dari tulisan tersebut ditulis dengan tinta hitam yang tersisa



isi tulisan tersebut:



Aku takut pada malam

Malam selalu gelap dan sakit bagiku

Sendiriku dan malam

Aku takut



Tak kuasa kuhardik pagi mendekat

Tuk temani sakitku



Tertatih kuterbang

Kubawa perih hingga jauh

Hilang dan lenyap ditengah malam

Hingga malaikat pagi menggendongku

dalam dekapannya



Tulisan dari penulis yang tak kukenal

dan malam ini aku mau menemani kesendirian malamnya